sejarah

Berawal dari beberapa pengalaman penulis yang terkait dengan permasalahan-permasalahan tentang ketersediaan air bersih / air minum :
1.Pada saat kelahiran anak yang nomor dua 10 Oktober 1991 kebetulan sedang kemarau panjang, persediaan air di rumah sakit bunut kota Sukabumi sangat terbatas sehingga untuk memandikan bayi dan ibunya harus mengambil dari rumah tetangga yang sumurnya belum kering. Atas dasar pengalaman tersebut penulis merasa memiliki Pekerjaan Rumah (PR) untuk turut memikirkan mencari solusi atas permasahan air bersih / air minum yang kerap terjadi pada masyarakat. Sebagai catatan nama bayi diberi nama : Agung Tirta Alam.
2.Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah, dengan sangat terpaksa melarang anak untuk turut minum sebab dana untuk air minum hanya cukup untuk minum guru. Terpikir di benak penulis betapa sengsaranya, untuk minum saja sulit padahal wilayah sekolah dikelilingi dengan air.
3.Sebagai Ketua RW dilingkungan rumah, sering mendengar tetangga berebut air dari perusahaan air minum yang ter batas. Jangankan dimusim kemarau, dimusim hujan saja masih harus bergiliran.

Upaya -upaya yang dilakukan penulis untuk mengatasi hal diatas diantaranya :
a.Sebagai ketua RW mengusulkan kepada pemerintah untuk membuat sumur artesis di wilayah Perumahan BPR, sehingga terbangun sumur artesis. Hasilnya artesis tidak dapat digunakan karena kualitas air tidak memenuhi syarat air bersih.
b.Disekolah tahun 2009 mencoba mengolah air tanah menjadi air minum dengan system Reserverse Osmosis untuk kebutuhan air minum untuk guru dan siswa, tahun 2010 sampai sekarang menjadi unit produksi air minum (AMDK) untuk melayani masyarakat sekitar sekolah.
c.Tanggal 31 Maret 2010 membuat percontohan Banker penampungan air hujan dengan volume 45m3, untuk kebutuhan air bersih dan kebutuhan air minum keluargabkecil. Yang selanjutnya tahun 2011 menjadi home industri pengolahan AMDK dengan bahan baku air hujan.